It's just my little's notes…

Archive for the ‘Iman’ Category

“Sangat menakjubkan sebagai seorang muslim, apabila segala urusannya sangat baik baginya dan itu tidak akan terjadi bagi seseorang yang beriman, kecuali apabila mendapatan kesenangan ia bersyukur maka demikian sangatlah baik dan apabila ia tertimpa kesusahan ia sabar, maka yang demikian itu sangat baik baginya” (HR. Muslim)

Bahwa dalam hidup tidak ada orang yang tidak menghadapi masalah dan kesulitan karena memang itulah romantika kehidupan, namun orang yang mukmin, orang yang berhasil juga orang yang luar biasa adalah orang yang mampu menjadikan dan memandang seluruh hidupnya positip.. kemudahan dan kesulitan menjadi bernilai positif baginya yaitu dengan tidak pernah lupa bersyukur ketika mendapatkan kesenangan dan selalu bersabar ketika mendapatkan kesulitan/kesusahan.

sumber gambar : theordinaryboy.blogdetik.com

Seorang ibu guru berjilbab rapi tampak sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya, ditangan kirinya ada kapur dan ditangan kanannya ada penghapus, sang guru berkata “saya punya permainan caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, ditangan kanan ada penghapus. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “KAPUR!” jika saya angkat penghapus ini maka berserulah “PENGHAPUS” murid-muridnyapun mengerti dan mengikuti petunjuk dari ibu guru tersebut. Ibu guru berganti-ganti mengangkat tangan kanan dan kiri, semakin lama semakin cepat, tanpa kesulitan murid-murid menyebutkannya.

Beberapa saat kemudian ibu guru kembali berkata,”Baik sekarang perhatikan, jika saya angkat kapur, maka berserulah “PENGHAPUS!”, jika saya angkat penghapus, maka katakanlah “KAPUR!” . Dan dilanjutkankanlah permainan ini, tentu saja diawal murid-murid kerepotan dan kelabakan serta sulit untuk merubahnya, namun lambat laun mereka dapat beradaptasi dan tidak mengalami kesulitan lagi.

Permainan berhenti, kemudian sang guru memberikan penjelasan kepada murid-muridnya tentang maksud permainan tadi, “Anak-anak begitulah fenomena tentang umat islam saat ini, mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil, kita begitu jelas dapat membedakannya, namun kemudian musuh-musuh kita memaksakan kepada kita lewat berbagai cara untuk membalik sesuatu dari yang haq menjadi bathil dan sebaliknya”.

Pertama-tama mungkin akan sulit bagi kita menerima hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama kita namun karena terus disosialiasikan dengan cara-cara yang menarik dan sangat halus oleh mereka, lambat laun kita akan terbiasa dengan cara mereka dan kita mulai mengikutinya, karena musuh-musuh kita tidak akan pernah berhenti membalik nilai sebelum kita mengikuti milah mereka.

“Orang-orang kafir tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka…” (QS Al Baqoroh :120)

Pacaran tidak lagi sesuatu yang tabu, selingkuh dan zina menjadi sesuatu yang biasa, pakaian mini menjadi trend, sex before married menjadi suatu hiburan, materialistis, permisive dan hedonis kini menjadi suatu gaya hidup pilihan dan lain-lain” semuanya sudah terbalik dan tanpa disadari, kita sedikit demi sedikit menerimanya serta menjadi suatu hal yang biasa.

Cerita permainan diatas merupakan gambaran bagaimana cara-cara musuh-musuh Islam untuk menjauhkan umat islam dari agamanya dengan membalikkan nilai agama islam yang haq menjadi yang bathil yang dilakukan tidak dengan cara frontal atau perang fisik karena mereka tahu sangat sulit melawan umat Islam secara fontral/perang fisik namun dengan cara sedikit demi sedikit memasukkan nilai-nilai yang tidak islami (yang tidak sesuai syar’i) ke dalam sendi kehidupan umat Islam sehingga kedatangan dan keberadaannya tidak disadari karena dianggap sebagai perkembangan dari suatu budaya dan teknologi.

Dan itulah yang dinamakan ghazwul fikri atau perang pemikiran yaitu upaya-upaya gencar pihak musuh-musuh Allah subhanahu wata’ala untuk meracuni pikiran umat Islam agar umat Islam jauh dari Islam, lalu akhirnya membenci Islam, dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis sampai ke akar-akarnya.

Kenyataannya perang pemikiran merupakan cara yang jitu untuk membalik umat islam dari pemahaman agamanya yang haq antara lain dengan cara pendangkalan aqidah, membuat keragu-raguan akan kebenaran Islam, pengrusakan moral & akhlaq generasi muda, penyesatan dan pemurtadan baik secara langsung maupun melalui media massa sebagaimana fenomena yang terlihat saat ini yang tengah melanda umat Islam.

Ya Allah lindungilah diriku, keluargaku, saudaraku muslimin dan muslimat dari kejahatan kaum kafir dan jadikan hati kita cinta terhadap Islam dan berilah kekuatan untuk selalu menda’wahkan dan memperjuangkannya. Amin ya Rabbal ’alaimin

*) Tulisan ini terinspirasi dari tulisan sahabat blog Zico Alviandri dalam tulisannya Umat Yang Tergulung.

Sumber :
1. Media dakwah Edisi 8 tahun I – 18 April 2002
2. Alsofwah.or.id – situs dakwah dan informasi Islam

Dikisahkan dari sahabat Ikrimah ra :

Pada suatu hari, seorang lelaki mukmin melihat sebatang pohon yang dijadikan sesembahan oleh banyak orang. Sebagai orang yang beriman kepada Allah, ia merasa tak rela dan marah besar menyaksikan peristiwa ini. Ia berjanji akan memusnahkan pohon itu. Kemudian ia pulang mengambil kampak dan langsung mengendarai keledai menuju pohon tersebut.

Ditengah perjalanan, lelaki itu dihadang oleh iblis yang menjelma manusia, Iblis menegurnya : “Kisanak, hendak kemana kau pergi?”

Lelaki : “Aku akan menuju ke sebuah pohon yang dijadikan sesembahan oleh orang-orang musyrik itu. Aku berjanji kepada Allah untuk menebangnya!”

Iblis : “Kisanak, kau jangan main-main. Pohon itu toh tidak mengganggumu, kalau kau biarkan kenapa sih?”

Lelaki : “Tidak, aku tidak akan membiarkannya!”

Maka terjadilah pertengkaran antara keduanya, bahkan berlanjut dengan perkelahian, iblis sempat terbanting 3 kali. Iblis berhasil dikalahkan oleh lelaki mukmin itu, namun Iblis pantang menyerah dan berkata “Kisanak, sekarang kau pulang saja! Aku berjanji aku akan memberimu uang sebanyak 4 dirham setiap harinya, pokoknya percaya sajalah!”

Lelaki : “Hai iblis terkutuk, benarkan kau akan menepati janjimu?”

Iblis : “Pasti kisanak, sekarang pulanglah dan lihat saja dibawah sajadahmu nanti!”

distro-dinar.blogspot.com

Akhirnya pulanglah lelaki itu dengan harapan akan mengharapkan uang setiap harinya tanpa bekerja. Dan sesampainya dirumah, ia tergopoh-gopoh melihat sajadahnya ternyata dibawah sajadah terdapat uang sebanyak 4 dirham. Demikian pula pada hari kedua dan ketiga. Namun pada hari keempat, ia tidak lagi mendapatkannya. Kontan dia marah kepada iblis dan tidak menunggu waktu dia segera mengambil kampaknya lalu mengendarai keledai menuju pohon tersebut.

Ditengah perjalanan ia dihadang oleh iblis lagi, lalu menegurnya : “Kisanak, akan kemana lagi kau ini?”

Lelaki : “Hai iblis terkutuk, kau akan coba-coba ingkar janji ya? maka sekarang juga aku akan menebang pohon itu!”

Iblis : “Hai, jangan asal ngomong ya! Kau kira siapa aku hah…?!”

Maka terjadilah pertengkaran dan perkelahian antara keduanya. Tetapi lelaki itu sekarang kewalahan menghadapi iblis tersebut, bahkan dia sempat dibanting sampai 3 kali.

Lelaki : “Hai iblis terkutuk, heran menghadapimu! mengapa kau sekarang bisa mengalahkanku, padahal sebelumnya dengan mudah aku meringkusmu?”

Ibils : “Jangan heran! dulu kau bermaksud menebang pohon itu semata-mata karena Allah Ta’ala, maka sekalipun seluruh iblis membantuku, niscaya kami tak akan mampu menghadapimu. Tetapi apa yang kau lakukan kali ini dengan menduakan Allah, musyrik. Kau bukan berniat membasmi sumber kemusyrikan lagi tetapi hanya ingin mendapatkan dirham. Nah apa sulitnya aku menghadapi manusia macam kau? maka sekarang pulanglah, batalkan niatmu, kalau tidak kupenggal batang lehermu!”

Akhirnya lelaki itu pulang dengan tangan hampa.Pohon keramat yang menjadi sumber kemusyrikan gagal ditebangnya dan dirham yang diharapkannyapun tak lagi diperoleh. Demikian pula dengan pengorbanan tenaga dan waktunya tak tercatat sebagai amal sholeh disisi Allah.

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah diatas, ketika melakukan suatu kebaikan/ibadah harus diniatkan karena Allah semata bukan karena ada tendesi lain (riya, harta, pujian dll) serta harus ikhlas dalam melakukannya, agar amal perbuatan kita dapat tercatat sebagai Amal Sholeh di sisi Allah.

Sumber tulisan : Kisah-Kisah Rukun Islam (Fuad Kauma – Drs Nipan)

Saya sangat terkesan dan mendapat pencerahan kembali membaca tulisan Bp.Mudjahirin Thahir (budayawan dan guru besar fakultas sastra Undip) pada “kolom Hikmah” di koran Suara Merdeka Rabu beberapa waktu yang lalu.

Dalam tulisannya yang berjudul Muhasabah beliau mengulas tentang orang yang hidupnya tidak seimbang dalam berinteraksi kepada Allah dan dalam berinteraksi dengan sesama manusia sebagaimana dicontohkannya sebagai berikut.

Adalah seorang yang mengaku ahli ibadah atau seorang abid, dimana orang ini tidak pernah meninggalkan sholat fardhu bahkan sholat sunahpun ditunaikan. Setiap selesai sholat dia selalu berdoa “Allahumma yassirlana likulli umurina (ya Allah mudahkanlah segala urusan kami).

Namun orang ini ini heran dan mengeluh dia merasa sudah menjalankan ibadah dengan baik akan tetapi semua doa-doa yang dia panjatkan tentang semua permasalahan hidup yang dirasakankannya saat ini dimana keluarganya yang kurang harmonis dan anak-anaknya selalu membuat keributan belum juga diijabah oleh Allah SWT.

Selidik punya selidik ternyata orang ini dalam hidupnya suka mempersulit urusan orang, dalam prinsipnya jika sesuatu bisa dipersulit kenapa dibuat mudah, karena adanya sebuah tendensi dibalik itu semua yaitu ingin memperoleh keuntungan berupa imbalan.

Dalam contoh lain tidak sedikit orang dalam setiap selesai sholatnya tidak pernah lupa berdoa agar diampuni segala dosanya, namun dalam kehidupan sehari-hari dia seorang pendendam, tidak mau memberi dan meminta maaf kepada sesamanya ketika berbuat khilaf.

Menurutnya melihat kehidupan habbluminnas orang-orang tersebut (contoh diatas) yang tidak begitu baik, bisa jadi Allah menunda mengabulkan doanya karena adanya perilaku yang kontradiktif antara apa yang dia minta kepada Allah dengan sikap dan perilaku kesehariannya. Wallahua’lam hanya Allahlah yang tahu jawabnya, namun logikanya bagaimana mungkin Allah akan memberi kemudahan jika dirinya sendiri selalu mempersulit urusan orang lain dan bagaimana Allah mau mengampuni dosa-dosanya sedangkan dirinya sendiri seorang pendendam dan teramat pelit untuk memaafkan kesalahan orang lain.

Dari contoh diatas dapat menjadi bahan renungan dan evaluasi diri kita masing-masing bahwa :

Dalam hidup harus ada keseimbangan dalam memenuhi hak Allah (menjalankan amalan-amalan ruhiyah) dan dalam memenuhi hak sesama manusia (dengan berbuat baik kepada sesama) agar menjadi selaras dan mendapatkan kebaikan di dunia serta kebaikan di akhirat.

Dalam berdoa tidak hanya sekedar mengucapkan kalimat-kalimat yang hanya meluncur dari mulut saja namun harus menghadirkan hati, pikiran dan harus diimbangi dengan perbuatan yang baik, sebagaimana firman Allah SWT (QS Al Anbiya : 90)

‘Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami”

Sumber gambar :Jaharuddin.wordpress.com

Setiap muslim sudah tentu sering mengucapkan basmalah atau doa dalam kesehariannya seperti pada saat melakukan sholat maupun setiap akan memulai aktifitas kebaikan. Kenapa seorang muslim mesti mengucapkan basmalah atau doa karena ternyata ada banyak keutamaan didalamnya yaitu agar apa-apa yang dilakukan mendapatkan berkah dari Allah SWT.

Hal itu dapat dilihat dalam hadist :

Setiap urusan yang baik yang tidak diawali dengan bismilahirrahmanirrahim maka tidak akan mendapat berkah (HR. Abu Daud dihasankan oleh Ibnu Shalah).

Selain itu ada 3 kebaikan yang dihasilkan apabila dalam memulai segala aktifitas didahului dengan mengucapkan basmalah ataupun doa antara lain *) :

Pertama, akan terjaga dari setan, karena dengan menyebut nama Allah akan mendorong seorang mukmin mempertimbangkan apakah ia dibenarkan mengaitkan nama Allah dengan niat dan perbuatan yang buruk.

Kedua, dengan menyebut nama Allah, akan timbul pada dirinya sikap yang benar dan membawa dirinya ke arah yang benar.

Ketiga, akan menerima pertolongan dan ridho Allah serta akan dilindungi dari godaan syaitan, karena Allah menerima perbuatan seorang mukmin bila ia beribadah kepada-Nya.

Dalam hadist riwayat Abu Hurairah diceritakan tentang dialog antara setan yang menggoda orang mukmin dan setan yang menggoda orang kafir. Ternyata setan yang menggoda orang kafir rambutnya berminyak, gemuk dan kekar sedangkan setan yang menggoda orang mukmin kurus, kusut, kotor dan telanjang, maka berkatalah setan yang menggoda orang kafir kepada setan yang menggoda orang mukmin :

Setan yang menggoda orang kafir : ”Mengapa kamu jadi kurus begitu ?

Setan yang menggoda orang mukmin : ”Saya tinggal bersama orang yang apabila ia makan, ia menyebut nama Allah, sehingga aku tetap lapar dan apabila ia minum ia menyebut nama Allah, sehingga aku tetap haus. Apabila berpakaian, menyebut nama Allah, sehingga aku tetap telanjang. Apabila meminyaki kepalanya ia menyebut nama Allah, sehingga aku tetap kusut masai”.

Setan yang menggoda orang kafir : ”Akan tetapi aku,hidup bersama orang yang tidak pernah melakukan itu semua.Oleh karena itu aku ikut makan, minum dan berpakaian bersamanya

Dari dialog diatas telah jelas bahwa apabila dalam melakukan suatu aktivitas apabila tidak didahului dengan membaca basmalah atau doa, setan akan ikut intervensi terhadap apa yang kita lakukan demikian sebaliknya apabila dalam setiap aktivitas kebaikan kita mulai dengan menyebut asma Allah tentulah setan tak akan mampu mencampurinya.

Ternyata begitu penting dan banyak kebaikan dengan mengucapkan basmalah dan doa dalam setiap kegiatan kebaikan yang akan kita lakukan serta dengan ucapan yang mudah ini ternyata memberikan hasil yang luar biasa, so…jangan sampai lupa ya.

sumber gambar : Syiarislam.wordpress.com
*) sumber : Super Mentoring, Novi Hardian & Tim ILNA Leraning Center

Tanpa terasa kita hampir sampai di penghujung bulan ramadhan dan alhamdulillah hingga hari ini kita masih diberikan kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan ibadah shoum dan terasa lebih nikmat dalam menjalankannya karena dilandasi dengan hati yang bersih dan ikhlas.

Hampir sebulan penuh kita berada dalam masa penggodogan iman, sebagai evaluasi diri apakah dalam bulan puasa ini telah mampu menjalankan ibadah dengan khusyuk, apakah telah mampu mengendalikan seluruh organ tubuh dari hal-hal yang dapat membatalkan dan merusak pahala puasa, apakah telah mampu melakukan kebaikan dan kebaikan seperti menjaga hati untuk selalu mengingat Allah, membasahi lisan dengan senantiasa berdzikir dan tilawah Qur’an, menjaga tangan dan kaki untuk tidak berbuat maksiat…sehingga mampu menggapai hakekat puasa yaitu menjadi manusia bertaqwa.

Imam Al Qhazali mengatakan , mereka yang selamat dalam ramadhan adalah mereka yang berada dalam kategori khususul khusus atau al Khawwas, yaitu mereka yang menjaga hati, mata, lisan tangan dari maksiat.

Imam Al Qhozali mengelompokkan orang yang berpuasa dalam 3 (tiga ) kategori :

Pertama : Kelompok orang awam yaitu kelompok orang yang dalam berpuasa tidak lebih dari sekedar menahan lapar , haus dan tidak mampu menahan syahwatnya.

Kedua adalah kelompok orang yang berpuasa selain menahan lapar , haus dan mampu menahan syahwatnya juga mampu menjaga lisan, mata, telinga, hidung dan anggota tubuh lainnya dari segala perbuatan maksiat dan sia-sia.

Ketiga adalah mereka yang berada dalam ketegori khususul khusus atau Al Khawwas, yaitu mereka tidak saja mampu menjaga telinga, mata, lisan, tangan dan kaki serta anggota tubuh lainnya dari segala yang menjurus pada maksiat kepada Allah namun mereka juga mampu menjaga hatinya dari selain Allah.

Masuk dalam kelompok manakah kita, mari kita bermuhasabah / evaluasi diri kita masing-masing, harapan kita tentunya termasuk dalam golongan ketiga yaitu golongan yang selamat dari ramadhan dan bukan termasuk golongan orang yang merugi yang hanya bisa menahan lapar dan haus serta tidak mampu mengadakan perubahan diri ke arah yang lebih baik.

Semoga amal ibadah kita selama bulan ramadhan ini diterima oleh Allah SWT dan kita mendapatkan hikmah serta fadhilah bulan ramadhan yang terlihat dari perubahan diri setelah ramadhan berlalu dan mencapai cita-cita ramadhan yaitu menjadi orang yang bertaqwa, amin.


Mutiara Kata

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)
Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Archives

Top Rating

Blog Stats

  • 186.950 hits

Favorit link