It's just my little's notes…

Kartini

Posted on: April 20, 2011

Ketika memasuki bulan April, yang terlintas dalam benak kita adalah hari Kartini, yaitu hari untuk memperingati seorang tokoh wanita yang kita kenal sebagai pejuang emansipasi wanita.

Kecil saya dulu ketika masih sekolah SD, setiap tanggal 21 April selalu memperingati hari Kartini dengan mengadakan karnaval dan berbagai lomba dengan memakai baju pakaian adat, ketika itu belum tahu apa arti dan maksud dari perjuangan RA Kartini, tahunya hanya tanggal 21 April adalah hari Kartini dan senang karena ada karnaval dan lomba memakai baju adat 🙂

Lalu pelajaran apa yang bisa diambil dari seorang Kartini? Untuk itu perlu kita refresh lagi ingatan kita tentang sejarah Kartini, Kartini lahir di kota Jepara Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879, beliau merupakan keturunan priyayi atau bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara, ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.

Kartini tumbuh dan belajar di lingkungan yang kental tata cara ningrat jawa, ia hanya boleh bergaul dengan orang-orang Belanda atau orang-orang yang terhormat dan tidak boleh bergaul dengan rakyat kebanyakan namun Kartini tidak menyukai lingkungan yang demikian, hal ini terlihat dari isi suratnya yang ditujukan kepada Estelle “Stella” Zeehandelaar, tanggal 18 Agustus 1899 diantaranya: “Peduli apa aku dengan segala tata cara itu, segala peraturan-peraturan, semua itu bikinan manusia dan menyiksa diriku saja”

Kartini ingin mengubah keadaan tentang keningratan yang membeda-bedakan kelas sosial yang mana semakin biru darah ningratnya semakin tinggi kedudukannya, karena menurutnya setiap manusia sederajat dan mereka berhak untuk mendapat perlakuan sama. Sebagaimana suratnya kepada Stella pada tanggal 18 Agustus 1899: “Bagi saya hanya ada dua macam keningratan: Keningratan Pikiran (fikrah) dan Keningratan Budi (akhlak). Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang yang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal sholeh, orang yang bergelar Graaf atau Baron!”

Untuk memajukan para wanita yang ketika masa penjajahan dulu dianggap hanya “konco wingking” yang tidak boleh maju dan dinomorduakan dibandingkan dengan kaum laki-laki, Kartini berupaya memajukannya untuk mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan laki-laki. Perjuangan Kartini tidaklah berarti untuk menyaingi laki-laki, namun memberi kontribusi bagi perbaikan masyarakat.

Cita-citanya ini diungkapkan melalui suratnya kepada Prof Anton dan Nyonya, pada tanggal 4 Oktober 1902: “Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan. Bukan sekali-sekali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tetapi, karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam (sunnatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.”

Dari pemikiran-pemikiran Kartini tersebut dapat diambil pelajaran bahwa perjuangan Kartini bukan hanya untuk kepentingan wanita saja, namun jauh lebih luhur dan luas lagi yaitu untuk perbaikan tatanan kehidupan
masyarakat seperti :

* Mengubah budaya keningratan yang membedakan status sosial manusia kepada persamaan derajat setiap manusia dan yang membedakannya adalah tingkat ketaqwaannya.

Hal ini sesuai dengan Al Qur’an Surat Al Hujurat ayat 13

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

* Menyamakan persamaan hak dalam mencari ilmu bagi setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan karena mencari ilmu adalah wajib bagi setiap manusia.

sesuai sabda Rasulullah :

“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang Islam”
(Riwayat Ibnu Majah, Al-Baihaqi, Ibnu Abdil Barr, dan Ibnu Adi, dari Anas bin Malik)

* Ingin memajukan kaum wanita sesuai dengan kodratnya sebagai wanita agar tidak menjadi wanita yang terbelakang sehingga dapat memberikan kontribusi demi kemajuan umat dengan tidak meninggalkan kodratnya sebagai wanita dan fungsi utamanya yaitu sebagai ibu dan pengatur rumah tangga.

wallahu a’lam bishowab

Sumber :
1. Wikipedia.org
2. Sandiprasetian36.blogdetik.com

34 Tanggapan to "Kartini"

setuju dengan paragraf terkahir Um! 😉

Selamat hari kartini buat Tante…. 😀

dan buat ibu-ibu semua…

Oh iya… udah banyak yang ibu-ibu…

selamat hari Kartini buat perempuan2 Indonesia,,,
semoga emansipasi yang dijalankan ditak kebablasan sehingga tidak lupa akan kodratnya sebagai seorang wanita…

makasih pak, juga kunjungannya.

assalamu ‘alaikum…
Dalam Islam tak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan,
yang membedakan tadi bener taqwanya.. tapi ngomong-ngomong.. soal warisan tetp ga boleh diubah ya…

itulah indah dan adilnya Islam semua diatur dengan sempurna.

Assalamualaikum Mbak….

Beneran kangen,…kemarin sore pas buka laptop and mau OL, sayang internetnya ngadat Hani ngebathin Mbak apa kabar ya…eh Mbak udah nyamperin Hani duluan…sungguh Hani ngerasa sok sibuk gitu……

Apa kabar?

Banyak kaum kita emang yang salah kaprah dengan penyetaraan gender…padahal kita akan terlihat lebih menarik jika kita itu cerdas namun juga mampu menjadi perempuan utuh yang anggun dan tidak melupakan kodrat kita 🙂

berarti feeling kita sama ya Han, alhamdulillah sehat.
Sama dg Hani, saya juga lagi sok sibuk ni..lg byk yg dikerjakan..sampe ngeblognya keteteran..

Betul apa yg Hani bilang, emansipasi sering diartikan lain dan sering menyalahi kodrat.

sayah malah terpaku di komen Pendar Bintang inih.

inspiratif dan saya suka komennya 😀

*lupa pendapat sendiri tentang posting ini*

😀

feminis islamis? kartini hidup dengan perjuangannya sendiri

selamat hari kartini… jayalah wanita indonesia

Semoga semakin banyak wanita Indonesia yang berkarakter; berwibawa tanpa menghilangkan kodratnya sebagai wanita yang tetap taat dan patuh terhadap suaminya.

*Yang belum merit tetap taat kepada kedua ortunya 🙂

selamat hari kartini untuk kartini-kartini Indonesia..
pria dan wanita itu tim yang solid kok 🙂

@ Uraeka : semoga…
@ Om Ade : setuju om. amin
@ Ysalma : Dengan momentum hari kartini semoga generasi muda terutama yang wanita dan ibu-ibu menjadi penuh semangat mencapai prestasi.

semoga semangat Kartini bisa merasuki relung hati para wanita Indonesia. memberi yang terbaik dalam setiap profesi yang dijalani, berbuat yang terbaik dengan niat ibadah, insyaAllah semua akan terasa dan terlihat indah. Semangaaat..

sedj

ayo maju wanita-wanita kalian pasti bisa,sekarang udah gak jaman diskriminasi….Jangan Lagi jadi Budak Protitusi….ingatlah sebuah nama yang selalu berjuang untuk emansipasi itu…Selamat Hari Kartini

lelaki dan wanita punya hak untuk menuntut ilmu

Subhanallah, aku baru tahu betapa besar peran RA. Kartini terhadap kemajuan wanita Indonesia. Di sekolah dulu memang udah diajarkan, tapi nggak nangkep sama-sekali. Justru baru di postingan inilah, kisah Kartini menyentuh hatiku. Kalimat dalam suratnya itu, seperti ia hidup di jaman kini saja ya.

semoga perjuangan kartini tdk disalahartikan ya om..

Saya malah mendukung istri saya untuk S2
Padahal istri saya gak kerja di kantoran
Di rumah bukan berarti harus berpendidikan rendah
Hidup perempuan Indonesia 🙂

betul om, meski dirumah tetap membutuhkan ilmu yang tinggi, untuk diaplikasikan dalam mengurus rumah tangga, mengelola keuangan dan juga dalam mendidik anak.
Saya juga kurang sependapat jk ada anggapan sudah sekolah tinggi2 kok cuma jadi ibu rumah tangga.

Yup, tadinya dah mau daftar setelh wisuda kemarin eh keburu hamil 😀
Kalau ibu hamil bolak balik Bogor – Bandung kan kasihan 🙂

saya selalu kagum dg kartini..^^

setuju, perempuan Indonesia perlu menggarisbawahi paragraf terakhir itu mba 🙂

selamat hari Kartini!

betull, karena sesukses apa pun wakita dalam kariernya, tetaplah mesti menjunjung kodratnya, terutama sebagai ibu bagi anak-anaknya.

salam kenal

Ah, ummu, kenapa panggil aku om? Krasa banget tuanya nih, padahal umurku baru 24 tahun. Panggil aku Icen aja yaaa…

Selamat hari Kartini ummi

aku masih banyak bertanya jika dihadapkan pada wanita… apa wanita sekarang sudah banyak yang lupa dengan jasa kartini? sehingga mereka masih banyak yang suka foya-foya

jadilah menjadi kartini yang sebenarnya

Ummu, maaf ya blog ini aku pasang linknya di blogroll-ku. semua orang yang pernah komen di blog baruku memang udah kupasang link-nya. bolehkah?

mudah-mudahan ada perayaan kartini-kartinian lagi kayak
waktu di SMP..
🙂

Tinggalkan Balasan ke layungwengi Batalkan balasan

Mutiara Kata

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)
April 2011
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930  

Archives

Top Rating

Blog Stats

  • 186.943 hits

Favorit link